HARI INI tepat 8 tahun yang lalu saya memutuskan melepas masa lajang saya di usia yang memasuki kepala 3 untuk menikah dengan pujaan hati saya dari Sungai Pakning… Dari hasil pernikahan itu, alhamdulillah Allah menganugerahi kami seorang anak laki-laki yang sehat dan kuat.
Banyak suka dan duka yang telah kami lalui bersama. Kadang cinta dan sayang melingkupi kami sekeluarga… Kadang amarah dan kekesalan mampir dalam kehidupan kami… Tapi satu hal yang kami upayakan dalam biduk rumah tangga kami ini, agar tetap di jalur yang benar… Agar tetap saling menghargai dan menghormati dan bisa membimbing penerus keluarga kami menjadi “seorang kebanggaan bagi kami”.
Saya masih ingat, dahulu ketika saya memutuskan untuk menikah dan belum memiliki pasangan hidup, saya mencoba untuk tetap tegar dan berusaha mencari pasangan hidup yang terbaik bagi diri saya. Dan dalam tempo yang cukup singkat, Alhamdulillah saya mendapatkan itu. Timbul kembali persoalan dimana saya tidak memiliki dana untuk melakukan pernikahan, yang mana hampir 5 tahun bekerja saya sama sekali tidak bisa mengumpulkan uang untuk persiapan pernikahan bahkan IDR 5 juta sekalipun sebagai “uang belanja” untuk pesta pernikahan. Tapi sekali lagi saya ucapkan Alhamdulillah, ternyata Allah SWT mendengar niat baik saya dan menunjukkan jalan bagi saya yang terbaik. Tahun 2004 tepatnya saya terkena PHK di tempat saya bekerja, dan saya mendapatkan uang tolak sejumlah IDR 27 juta. Dengan uang itulah saya bisa melangsungkan pesta pernikahan, menghadirkan orang tua saya di pesta tersebut dan sisanya saya gunakan untuk mengontrak sepetak rumah sebagai tempat kami bernaung dalam masa-masa yang demikian sulit.